Tensioner mobil merupakan komponen penting dalam sistem penggerak mesin yang bertugas menjaga ketegangan rantai atau belt timing. Jika tensioner rusak, dapat menyebabkan masalah serius pada mesin. Kenali 10 ciri-ciri tensioner mobil rusak berikut ini agar tidak terlambat menanganinya.
1. Suara Derik dari Mesin
Suara derik yang berasal dari bagian mesin dapat menjadi indikasi tensioner yang rusak. Suara ini biasanya terdengar saat mesin dingin atau saat dihidupkan. Saat tensioner rusak, tidak dapat menjaga ketegangan rantai atau belt timing dengan baik, menyebabkannya bergetar dan menghasilkan suara derik.
2. Suara Ketukan dari Mesin
Selain suara derik, tensioner yang rusak juga dapat menyebabkan suara ketukan dari mesin. Suara ini terjadi saat tensioner tidak dapat menahan rantai atau belt timing dengan tekanan yang tepat, menyebabkannya menabrak dinding mesin. Suara ketukan ini dapat menjadi lebih keras saat mesin dibebani atau saat akselerasi.
3. Lampu Indikator Mesin Menyala
Jika tensioner rusak parah, dapat memicu lampu indikator mesin (check engine light) pada dashboard untuk menyala. Hal ini terjadi karena tensioner yang rusak mengganggu kinerja mesin dan memicu kode kesalahan yang terdeteksi oleh sensor mesin.
4. Sulit Menghidupkan Mesin
Tensioner yang rusak dapat membuat sulit untuk menghidupkan mesin. Rantai atau belt timing yang kendur karena tensioner tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan mesin tidak dapat start atau sulit dinyalakan.
5. Tenaga Mesin Berkurang
Tensioner yang rusak dapat menyebabkan tenaga mesin berkurang. Rantai atau belt timing yang kendur akan membuat waktu pengapian dan katup tidak sinkron, mengganggu pembakaran dan mengurangi tenaga mesin secara keseluruhan.
6. Getaran Mesin Berlebih
Getaran mesin yang berlebihan juga dapat menjadi tanda tensioner yang rusak. Tensioner yang tidak dapat menahan rantai atau belt timing dengan baik akan menyebabkan getaran yang tidak normal pada mesin. Getaran ini dapat terasa pada setir, bodi mobil, atau tuas perseneling.
7. Slip Rantai atau Belt Timing
Tensioner yang rusak dapat menyebabkan slip rantai atau belt timing. Ketika tensioner tidak berfungsi dengan baik, rantai atau belt timing dapat terlepas dari sproket, mengakibatkan gangguan pada waktu pengapian dan katup, serta kerusakan mesin yang parah.
8. Kebocoran Oli
Kebocoran oli di sekitar area tensioner juga dapat menjadi indikasi kerusakan. Tensioner yang rusak dapat menyebabkan segel oli menjadi aus atau rusak, sehingga terjadi kebocoran oli. Oli yang bocor dapat terlihat pada blok mesin atau di sekitar penutup kepala silinder.
9. Kerusakan Tensioner
Dalam beberapa kasus, tensioner itu sendiri dapat mengalami kerusakan fisik. Kerusakan ini dapat berupa patahnya pegas, keausan bearing, atau kerusakan pada lengan tensioner. Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh usia pakai yang lama, penggunaan yang berlebihan, atau pemasangan yang tidak tepat.
10. Suara Gesekan dari Tensioner
Suara gesekan yang datang dari area tensioner dapat menjadi indikasi kerusakan. Suara ini terjadi saat bantalan tensioner aus atau rusak, menyebabkan komponen logam bergesekan satu sama lain. Suara gesekan ini biasanya terjadi saat mesin dihidupkan atau pada putaran tinggi.
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari ciri-ciri di atas, ada kemungkinan besar tensioner mobil Anda rusak. Penting untuk segera memeriksakan kendaraan ke bengkel terpercaya untuk diagnosis dan perbaikan yang tepat.
Mengabaikan kerusakan tensioner dapat berujung pada masalah mesin yang lebih serius dan mahal untuk diperbaiki. Dengan mengenali ciri-cirinya sejak dini, Anda dapat mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah kerusakan mesin dan memastikan keamanan saat berkendara.