RPM mobil naik turun adalah salah satu masalah yang sering dialami oleh pengguna mobil, baik yang berjenis injeksi maupun karburator. RPM atau Revolutions Per Minute adalah indikator yang menunjukkan jumlah putaran poros engkol atau crankshaft dalam satu menit. RPM yang tidak stabil dapat mengganggu performa mesin dan kenyamanan berkendara.
Ada beberapa penyebab yang dapat membuat RPM mobil naik turun, antara lain:
- Throttle body kotor. Throttle body adalah komponen yang mengatur jumlah udara bersih yang masuk ke dalam mesin. Udara bersih dibutuhkan untuk proses pembakaran di ruang bakar. Jika throttle body kotor, maka udara bersih akan terhambat dan membuat mesin tidak stabil.
- Celah platina terlalu lebar. Platina adalah komponen yang memutus dan menghubungkan arus listrik yang mengalir ke kumparan primer di koil pengapian. Arus listrik ini dibutuhkan untuk membuat busi menciptakan percikan api untuk proses pembakaran. Celah platina yang terlalu lebar akan mengganggu aliran arus listrik dan membuat RPM mobil naik turun .
- Sirkulasi freon tidak lancar. Freon adalah zat pendingin yang digunakan pada sistem AC mobil. Jika sirkulasi freon tidak lancar, maka kompresor AC akan bekerja lebih berat dan menarik tenaga mesin lebih banyak. Hal ini akan membuat RPM mobil naik turun saat AC nyala.
- Idle speed control (ISC) rusak. ISC adalah komponen yang mengatur RPM idle agar tetap stabil sesuai perintah dari ECU ke komputer mesin. Jika ISC rusak atau macet, maka RPM idle akan berfluktuasi dan tidak sesuai standar .
- Sensor mass air flow (MAF) kotor. MAF adalah sensor yang mengukur jumlah udara yang masuk ke mesin. MAF juga berpengaruh pada pengaturan bahan bakar yang disemprotkan oleh injector. Jika MAF kotor, maka pembacaan udara akan tidak akurat dan membuat campuran bahan bakar dan udara menjadi tidak ideal. Hal ini akan membuat RPM mobil naik turun.
- Keretakan pada selang vacuum advancer. Vacuum advancer adalah komponen yang mengatur waktu pengapian sesuai dengan kondisi mesin. Vacuum advancer menggunakan tekanan vakum dari manifold untuk memajukan atau memundurkan waktu pengapian. Jika selang vacuum advancer bocor atau retak, maka tekanan vakum akan berkurang dan membuat waktu pengapian menjadi tidak tepat. Hal ini akan membuat RPM mobil naik turun.
Untuk mengatasi RPM mobil naik turun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain:
- Membersihkan throttle body secara rutin dengan menggunakan cairan pembersih khusus atau bensin. Throttle body dapat dibuka dengan melepas beberapa baut dan selang yang terhubung dengannya.
- Menyetel celah platina sesuai dengan spesifikasi pabrik dengan menggunakan feeler gauge atau alat ukur ketebalan. Celah platina dapat disetel dengan memutar sekrup penyetel yang ada di bagian dalam distributor.
- Memeriksa sirkulasi freon dengan menggunakan alat ukur tekanan freon atau manifold gauge. Jika tekanan freon terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka perlu dilakukan penambahan atau pengurangan freon sesuai dengan standar.
- Memeriksa kondisi ISC dengan menggunakan alat scanner atau multimeter. Jika ISC rusak atau macet, maka perlu diganti dengan yang baru.
- Membersihkan sensor MAF dengan menggunakan cairan pembersih khusus atau alkohol. Sensor MAF dapat dilepas dengan melepas beberapa baut dan konektor yang terhubung dengannya.
- Memeriksa kondisi selang vacuum advancer dengan menggunakan alat deteksi kebocoran vakum atau smoke tester. Jika selang vacuum advancer bocor atau retak, maka perlu diganti dengan yang baru.
Dengan melakukan langkah-langkah di atas, diharapkan RPM mobil dapat kembali normal dan stabil. Namun, jika masalah RPM mobil naik turun masih berlanjut, sebaiknya segera bawa mobil ke bengkel terpercaya untuk mendapatkan pemeriksaan dan perbaikan yang lebih mendalam.