Ads - After Header

Bagaimana Memilih Busi yang Tepat untuk Daihatsu Xenia 1000 cc?

Ardi Handayat

Busi adalah salah satu komponen penting dalam sistem pengapian mobil. Busi berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang akan membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar mesin. Busi yang baik akan meningkatkan performa mesin, efisiensi bahan bakar, dan mengurangi emisi gas buang.

Namun, tidak semua busi cocok untuk setiap jenis mobil. Busi memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, seperti ukuran, bahan, bentuk, dan jarak celah elektroda. Busi yang tidak sesuai dengan spesifikasi mobil dapat menyebabkan masalah seperti mesin brebet, boros bahan bakar, atau bahkan kerusakan mesin.

Lalu, bagaimana cara memilih busi yang tepat untuk Daihatsu Xenia 1000 cc? Daihatsu Xenia 1000 cc adalah salah satu varian dari mobil keluarga yang populer di Indonesia. Mobil ini menggunakan mesin tipe EJ-VE dengan kapasitas 989 cc dan tenaga maksimal 63 PS pada 5600 rpm. Mesin ini termasuk mesin bensin dengan sistem injeksi elektronik (EFI).

Berikut adalah beberapa tips untuk memilih busi yang tepat untuk Daihatsu Xenia 1000 cc:

  1. Sesuaikan ukuran busi dengan ukuran lubang busi pada kepala silinder mesin. Ukuran busi biasanya ditunjukkan oleh kode angka pada nama produk. Misalnya, busi Denso K16PR-U11 memiliki ukuran 16 mm, sedangkan busi NGK BKR5E-11 memiliki ukuran 14 mm. Ukuran busi yang tidak sesuai dapat menyebabkan kebocoran kompresi atau kesulitan saat memasang atau melepas busi.
  2. Sesuaikan bahan elektroda busi dengan kebutuhan mesin. Bahan elektroda busi dapat berupa tembaga, platinum, atau iridium. Tembaga adalah bahan yang paling murah dan mudah menghantarkan listrik, tetapi juga paling cepat aus dan memerlukan pergantian lebih sering. Platinum adalah bahan yang lebih tahan aus dan memiliki umur pakai lebih lama, tetapi juga lebih mahal dan kurang menghantarkan listrik. Iridium adalah bahan yang paling tahan aus dan memiliki umur pakai paling lama, tetapi juga paling mahal dan paling sulit menghantarkan listrik.
  3. Sesuaikan bentuk elektroda busi dengan karakteristik mesin. Bentuk elektroda busi dapat berupa standar, proyektor, atau iridium power. Standar adalah bentuk yang paling umum dan cocok untuk mesin dengan kompresi rendah atau sedang. Proyektor adalah bentuk yang memiliki elektroda tengah yang menjorok ke depan dan elektroda samping yang melingkar di sekitarnya. Bentuk ini cocok untuk mesin dengan kompresi tinggi atau sistem pengapian kuat. Iridium power adalah bentuk yang memiliki elektroda tengah yang sangat tipis dan elektroda samping yang melengkung ke atas. Bentuk ini cocok untuk mesin dengan performa tinggi atau sistem pengapian canggih.
  4. Sesuaikan jarak celah elektroda busi dengan spesifikasi pabrikan mobil. Jarak celah elektroda busi adalah jarak antara ujung elektroda tengah dan ujung elektroda samping. Jarak ini biasanya ditunjukkan oleh kode huruf pada nama produk. Misalnya, busi Denso K16PR-U11 memiliki jarak celah 1,1 mm, sedangkan busi NGK BKR5E-11 memiliki jarak celah 1,0 mm. Jarak celah yang tidak sesuai dapat menyebabkan percikan api yang terlalu lemah atau terlalu kuat, yang dapat mengganggu proses pembakaran.

Dari beberapa tips di atas, dapat disimpulkan bahwa busi yang tepat untuk Daihatsu Xenia 1000 cc adalah busi dengan ukuran 14 mm, bahan tembaga atau platinum, bentuk standar atau proyektor, dan jarak celah 1,0 mm. Beberapa contoh produk yang sesuai dengan kriteria ini adalah:

  • Busi NGK BKR5E-11
  • Busi Denso K16PR-U11
  • Busi NGK BKR5EGP
  • Busi Denso SC16HR11

Busi-busi tersebut dapat ditemukan di toko-toko online maupun offline dengan harga yang bervariasi. Harga busi tergantung pada merek, kualitas, dan ketersediaan. Namun, harga busi Xenia 1000 cc bisa mencapai Rp 50.000 per buah. Busi Xenia 1000 cc sebaiknya diganti setiap 20.000 km atau sesuai dengan petunjuk buku manual mobil.

Demikianlah artikel tentang cara memilih busi yang tepat untuk Daihatsu Xenia 1000 cc. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam merawat mobil kesayangan Anda.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer