Ads - After Header

Cara Mengukur Diameter Dalam Tromol dan Fungsinya

Dimas Haikal

Tromol adalah salah satu komponen penting dalam sistem rem kendaraan, khususnya rem tromol. Tromol berfungsi sebagai tempat sepatu rem menjepit dan menghasilkan gaya gesekan yang menghambat putaran roda. Tromol biasanya terbuat dari besi cor yang memiliki ketahanan terhadap panas dan aus. Namun, tromol juga bisa mengalami kerusakan akibat penggunaan yang tidak tepat atau terlalu sering. Kerusakan tromol bisa berupa retak, patah, bengkok, atau aus.

Salah satu cara untuk mengetahui kondisi tromol adalah dengan mengukur diameter dalam tromol. Diameter dalam tromol adalah ukuran jarak antara dua sisi dalam tromol yang berbentuk lingkaran. Diameter dalam tromol menentukan seberapa besar celah antara tromol dan sepatu rem. Celah ini harus disesuaikan dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen kendaraan. Jika celah terlalu besar atau terlalu kecil, maka rem tromol tidak akan bekerja dengan optimal dan bisa menimbulkan masalah seperti bunyi berisik, getaran, atau bahkan kehilangan daya rem.

Untuk mengukur diameter dalam tromol, kita membutuhkan alat ukur yang disebut jangka sorong. Jangka sorong adalah alat ukur yang bisa mengukur panjang, lebar, tinggi, diameter, dan ketebalan benda dengan ketelitian tinggi. Jangka sorong memiliki dua bagian utama, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap adalah bagian yang tidak bisa digerakkan, sedangkan rahang geser adalah bagian yang bisa digeser sesuai dengan ukuran benda yang diukur. Jangka sorong juga memiliki skala utama dan skala nonius yang bisa membantu kita membaca hasil pengukuran.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengukur diameter dalam tromol dengan menggunakan jangka sorong:

  1. Lepaskan tromol dari roda kendaraan dengan cara melepas baut atau mur yang mengikatnya. Jika tromol sulit dilepas, gunakan dua buah baut sesuai dengan ukuran lobang service yang ada di belakang tromol. Kencangkan baut secara bergantian sampai tromol terlepas dari roda.
  2. Bersihkan tromol dari debu, kotoran, atau karat yang menempel di permukaan dalam tromol. Gunakan kain lap, sikat, atau amplas halus untuk membersihkannya.
  3. Buka rahang geser jangka sorong sampai lebar yang cukup untuk memasukkan tromol di antara rahang tetap dan rahang geser. Pastikan rahang tetap dan rahang geser berada pada posisi yang sejajar dan sebidang dengan permukaan dalam tromol.
  4. Masukkan tromol di antara rahang tetap dan rahang geser jangka sorong. Geser rahang geser sampai menempel rapat dengan permukaan dalam tromol. Pastikan rahang tetap dan rahang geser berada pada posisi yang tegak lurus dengan sumbu tromol.
  5. Baca hasil pengukuran diameter dalam tromol pada skala utama dan skala nonius jangka sorong. Skala utama adalah skala yang terdapat pada bagian bawah jangka sorong, sedangkan skala nonius adalah skala yang terdapat pada bagian atas jangka sorong. Skala utama memiliki satuan milimeter (mm), sedangkan skala nonius memiliki satuan 0,05 mm. Untuk membaca hasil pengukuran, cari angka terbesar yang masih terlihat pada skala utama dan tambahkan dengan angka yang sesuai pada skala nonius. Contoh: jika angka terbesar yang masih terlihat pada skala utama adalah 50 mm dan angka yang sesuai pada skala nonius adalah 16, maka hasil pengukuran adalah 50 + (16 x 0,05) = 50,8 mm.
  6. Ulangi langkah 3 sampai 5 pada beberapa titik yang berbeda di permukaan dalam tromol. Catat hasil pengukuran yang paling besar dan yang paling kecil. Bandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi diameter dalam tromol yang ditentukan oleh produsen kendaraan. Jika hasil pengukuran melebihi spesifikasi maksimal, maka tromol harus diganti dengan yang baru. Jika hasil pengukuran masih dalam batas spesifikasi, maka tromol masih bisa digunakan dengan cara menyetel celah antara tromol dan sepatu rem.

Menyetel celah antara tromol dan sepatu rem adalah proses untuk mengatur jarak antara kedua komponen tersebut agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen kendaraan. Celah yang ideal antara tromol dan sepatu rem adalah sekitar 0,4 mm sampai 0,6 mm. Jika celah terlalu besar, maka sepatu rem tidak akan menempel dengan baik pada tromol dan daya rem akan berkurang. Jika celah terlalu kecil, maka sepatu rem akan selalu bersentuhan dengan tromol dan menyebabkan panas berlebih, aus, dan bunyi berisik.

Untuk menyetel celah antara tromol dan sepatu rem, kita membutuhkan alat yang disebut baut penyetel. Baut penyetel adalah alat yang berfungsi untuk mengatur jarak antara sepatu rem dengan tromol dengan cara memutar baut tersebut. Baut penyetel biasanya terletak di belakang backing plate, yaitu pelat besi yang menempel pada tromol dan menjadi tempat sepatu rem bergerak. Baut penyetel juga memiliki lobang service yang bisa digunakan untuk memasukkan obeng atau kunci pas untuk memutar baut tersebut.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menyetel celah antara tromol dan sepatu rem dengan menggunakan baut penyetel:

  1. Pasang tromol pada roda kendaraan dengan cara memasang baut atau mur yang mengikatnya. Jangan kencangkan baut atau mur terlalu kuat, cukup sampai tromol menempel pada roda.
  2. Cari lobang service pada tromol yang sejajar dengan baut penyetel. Lobang service biasanya berbentuk bulat atau segi enam dan terletak di bagian bawah tromol. Jika tidak ada lobang service, lepaskan tromol dan buat lobang service dengan bor atau gerinda.
  3. Masukkan obeng minus melalui lobang service untuk membebaskan tuas penyetel. Tuas penyetel adalah alat yang berfungsi untuk mengunci baut penyetel agar tidak berubah posisi saat kendaraan bergerak. Tuas penyetel biasanya berbentuk huruf L dan terletak di sebelah baut penyetel. Tekan tuas penyetel ke arah dalam tromol dengan obeng minus sampai terdengar bunyi klik.
  4. Masukkan obeng plus atau kunci pas melalui lobang service untuk memutar baut penyetel. Putar baut penyetel ke arah kanan untuk mengurangi celah antara tromol dan sepatu rem, atau ke arah kiri untuk menambah celah antara tromol dan sepatu rem. Putar baut penyetel sedikit demi sedikit sampai mendapatkan celah yang sesuai dengan spesifikasi. Jika tromol sulit diputar, berarti celah terlalu kecil dan harus diperbesar. Jika tromol mudah diputar, berarti celah terlalu besar dan harus diperkecil.
  5. Ulangi langkah 3 dan 4 pada roda yang lainnya. Pastikan celah antara tromol dan sepatu rem sama pada semua roda.
  6. Kencangkan baut atau mur yang mengikat tromol pada roda. Cek kembali celah antara tromol dan sepatu rem dengan cara memutar tromol. Jika tromol berputar dengan lancar dan tidak ada bunyi berisik, berarti celah sudah sesuai. Jika tidak, ulangi langkah 2 sampai 5 sampai mendapatkan celah yang sesuai.

Demikianlah artikel tentang cara mengukur diameter dalam tromol

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer