Toyota Avanza adalah salah satu mobil MPV paling populer di Indonesia. Mobil ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2003 dan telah mengalami beberapa perubahan sejak saat itu. Salah satu perubahan yang cukup signifikan adalah penggunaan teknologi VVT-i pada mesin Avanza.
VVT-i adalah singkatan dari Variable Valve Timing with Intelligence, yaitu sebuah sistem yang mampu mengatur waktu buka tutup katup pemasukan bahan bakar secara elektronik dan otomatis. Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan performa mesin, efisiensi bahan bakar, dan emisi gas buang.
Sedangkan non VVT-i adalah mesin yang tidak memiliki sistem tersebut, sehingga waktu buka tutup katup pemasukan bahan bakar tetap sama pada setiap putaran mesin. Mesin non VVT-i biasanya menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI) yang mengatur suplai bahan bakar ke ruang bakar.
Lalu, apa perbedaan Avanza VVT-i dan non VVT-i secara lebih detail? Berikut adalah beberapa poin yang bisa kita bandingkan:
Tenaga dan Torsi
Mesin VVT-i mampu menghasilkan tenaga dan torsi yang lebih besar daripada mesin non VVT-i. Hal ini karena sistem VVT-i dapat menyesuaikan waktu buka tutup katup pemasukan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin. Misalnya, saat mesin membutuhkan tenaga besar, katup pemasukan akan terbuka lebih awal dan lebih lama untuk memasukkan lebih banyak campuran bahan bakar dan udara ke ruang bakar. Sebaliknya, saat mesin membutuhkan tenaga kecil, katup pemasukan akan terbuka lebih lambat dan lebih singkat untuk menghemat bahan bakar.
Mesin non VVT-i tidak memiliki kemampuan tersebut, sehingga waktu buka tutup katup pemasukan bahan bakar tetap sama pada setiap putaran mesin. Akibatnya, mesin non VVT-i tidak bisa mengoptimalkan pembakaran pada setiap kondisi mesin. Mesin non VVT-i juga cenderung memiliki torsi yang lebih rendah pada putaran rendah dan tinggi.
Sebagai contoh, berikut adalah spesifikasi tenaga dan torsi dari Avanza generasi pertama dengan mesin 1.3 L:
- Avanza 1.3 L non VVT-i (kode K3-DE): 92 PS @ 6000 rpm dan 11.9 kgm @ 4400 rpm
- Avanza 1.3 L VVT-i (kode K3-VE): 92 PS @ 6000 rpm dan 12.2 kgm @ 4400 rpm
Dari data di atas, kita bisa melihat bahwa mesin VVT-i memiliki torsi yang sedikit lebih besar daripada mesin non VVT-i, meskipun tenaganya sama.
Konsumsi Bahan Bakar
Mesin VVT-i juga lebih irit bahan bakar daripada mesin non VVT-i. Hal ini karena sistem VVT-i dapat mengatur suplai bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin. Saat mesin membutuhkan tenaga kecil, sistem VVT-i akan mengurangi jumlah bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, sehingga tidak ada pemborosan bahan bakar. Saat mesin membutuhkan tenaga besar, sistem VVT-i akan meningkatkan jumlah bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna.
Mesin non VVT-i tidak memiliki kemampuan tersebut, sehingga suplai bahan bakar tetap sama pada setiap putaran mesin. Akibatnya, mesin non VVT-i cenderung boros bahan bakar, terutama pada putaran rendah dan tinggi.
Sebagai contoh, berikut adalah data konsumsi bahan bakar dari Avanza generasi pertama dengan mesin 1.3 L:
- Avanza 1.3 L non VVT-i (kode K3-DE): 11 km/L
- Avanza 1.3 L VVT-i (kode K3-VE): 12 km/L
Dari data di atas, kita bisa melihat bahwa mesin VVT-i lebih irit bahan bakar sekitar 1 km/L daripada mesin non VVT-i.
Emisi Gas Buang
Mesin VVT-i juga lebih ramah lingkungan daripada mesin non VVT-i. Hal ini karena sistem VVT-i dapat mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan oleh mesin. Sistem VVT-i dapat membuat pembakaran menjadi lebih sempurna, sehingga tidak ada sisa bahan bakar yang terbuang ke knalpot. Sistem VVT-i juga dapat mengurangi overlap, yaitu waktu terbukanya katup pemasukan dan katup buang secara bersamaan. Overlap dapat menyebabkan bahan bakar yang belum terbakar masuk ke katup buang, sehingga meningkatkan emisi gas buang.
Mesin non VVT-i tidak memiliki kemampuan tersebut, sehingga pembakaran tidak optimal dan overlap lebih besar. Akibatnya, mesin non VVT-i cenderung menghasilkan emisi gas buang yang lebih tinggi dan lebih berbahaya bagi lingkungan.
Sebagai contoh, berikut adalah data emisi gas buang dari Avanza generasi pertama dengan mesin 1.3 L:
- Avanza 1.3 L non VVT-i (kode K3-DE): 0.5 g/km HC, 6.5 g/km CO, 0.4 g/km NOx
- Avanza 1.3 L VVT-i (kode K3-VE): 0.2 g/km HC, 2.4 g/km CO, 0.2 g/km NOx
Dari data di atas, kita bisa melihat bahwa mesin VVT-i memiliki emisi gas buang yang lebih rendah daripada mesin non VVT-i.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa mesin VVT-i memiliki beberapa keunggulan daripada mesin non VVT-i, yaitu:
- Tenaga dan torsi yang lebih besar
- Konsumsi bahan bakar yang lebih irit
- Emisi gas buang yang lebih rendah
Mesin VVT-i juga lebih modern dan canggih daripada mesin non VVT-i, karena menggunakan sistem elektronik dan otomatis untuk mengatur waktu buka tutup katup pemasukan bahan bakar.
Meskipun demikian, mesin non VVT-i juga memiliki kelebihan tersendiri, yaitu:
- Harga yang lebih murah
- Perawatan yang lebih mudah
- Spare part yang lebih banyak
Mesin non VVT-i juga masih bisa memberikan performa yang cukup baik jika dirawat dengan baik dan menggunakan bahan bakar berkualitas.
Jadi, pilihan antara mesin VVT-i dan non VVT-i tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing pengguna. Yang terpenting adalah mengetahui perbedaan dan karakteristik dari masing-masing jenis mesin agar bisa menggunakannya dengan optimal.