Xenia adalah salah satu mobil keluarga yang populer di Indonesia. Mobil ini memiliki berbagai varian, mulai dari yang berkapasitas 1.000 cc hingga 1.500 cc. Namun, apakah Anda tahu bahwa Xenia memiliki perbedaan dalam sistem penggerak katup mesinnya? Ya, tergantung pada varian dan tahun pembuatannya, Xenia bisa menggunakan timing belt atau timing chain. Lalu, apa bedanya antara timing belt dan timing chain? Dan kapan sebaiknya Anda mengganti timing belt atau timing chain Xenia Anda? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Timing Belt vs Timing Chain: Apa Bedanya?
Timing belt dan timing chain adalah komponen mesin yang berfungsi untuk menghubungkan dan mengontrol gerakan antara shaft mesin dan camshaft. Shaft mesin dan camshaft adalah bagian yang bertanggung jawab untuk membuka dan menutup katup mesin, yang mempengaruhi proses pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Timing belt dan timing chain harus selalu bekerja dengan sinkron dan presisi, agar mesin dapat beroperasi dengan optimal dan efisien.
Perbedaan utama antara timing belt dan timing chain adalah bahan dan bentuknya. Timing belt terbuat dari karet serat yang berbentuk sabuk, sedangkan timing chain terbuat dari logam yang berbentuk rantai. Karena perbedaan bahan ini, timing belt dan timing chain memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kelebihan timing belt adalah lebih ringan, lebih senyap, dan lebih mudah dipasang. Namun, kekurangan timing belt adalah lebih cepat aus dan robek, sehingga memerlukan penggantian secara berkala. Biasanya, timing belt harus diganti setiap 60.000 km hingga 100.000 km, atau setiap 5 tahun, tergantung pada kondisi penggunaan mobil.
Kelebihan timing chain adalah lebih kuat, lebih tahan lama, dan tidak perlu diganti secara rutin. Namun, kekurangan timing chain adalah lebih berat, lebih berisik, dan lebih sulit dipasang. Selain itu, timing chain juga memerlukan pelumasan yang baik, agar tidak mengalami karat atau kendor. Jika timing chain mengalami masalah, biasanya akan menimbulkan suara berderak atau berdenting dari mesin.
Xenia Pakai Timing Belt atau Timing Chain?
Setelah mengetahui perbedaan antara timing belt dan timing chain, sekarang kita akan membahas apakah Xenia pakai timing belt atau timing chain. Jawabannya adalah, tergantung pada varian dan tahun pembuatannya. Berikut adalah daftar Xenia yang pakai timing belt atau timing chain, berdasarkan sumber informasi terbaru :
- Xenia 1.000 cc (tahun 2004-2012): pakai timing belt
- Xenia 1.300 cc (tahun 2004-2012): pakai timing chain
- Xenia 1.500 cc (tahun 2004-2012): pakai timing chain
- Xenia 1.000 cc (tahun 2013-sekarang): pakai timing chain
- Xenia 1.300 cc (tahun 2013-sekarang): pakai timing chain
- Xenia 1.500 cc (tahun 2013-sekarang): pakai timing chain
Dari daftar di atas, kita bisa melihat bahwa Xenia yang pakai timing belt hanya varian 1.000 cc yang diproduksi sebelum tahun 2013. Sedangkan Xenia yang pakai timing chain adalah varian 1.300 cc dan 1.500 cc, serta varian 1.000 cc yang diproduksi setelah tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa Daihatsu telah mengganti sistem penggerak katup mesin Xenia dari timing belt menjadi timing chain, untuk meningkatkan performa dan ketahanan mesin.
Kapan Harus Mengganti Timing Belt atau Timing Chain Xenia?
Jika Anda memiliki Xenia yang pakai timing belt, Anda harus mengganti timing belt secara berkala, sesuai dengan rekomendasi dari Daihatsu. Biasanya, timing belt Xenia harus diganti setiap 60.000 km hingga 80.000 km, atau setiap 5 tahun. Namun, jika Anda sering mengemudi di daerah yang memiliki kondisi jalan yang buruk, atau sering berada di kota, Anda mungkin perlu mengganti timing belt lebih cepat.
Tanda-tanda bahwa timing belt Xenia harus diganti adalah:
- Timing belt terlihat kendur, tipis, robek, atau aus
- Timing belt mengeluarkan suara berderak atau berdengung
- Mesin sulit dihidupkan atau sering mati mendadak
- Performa mesin menurun atau bahan bakar boros
Jika Anda mengabaikan penggantian timing belt, Anda berisiko mengalami kerusakan mesin yang parah, seperti bentrok antara piston dan katup, yang bisa mengakibatkan biaya perbaikan yang mahal.
Jika Anda memiliki Xenia yang pakai timing chain, Anda tidak perlu mengganti timing chain secara rutin, karena timing chain memiliki usia pakai yang lebih panjang dari timing belt. Namun, Anda tetap harus menjaga kondisi timing chain dengan cara mengganti oli mesin secara teratur, dan memeriksa timing chain setiap 100.000 km. Jika timing chain mengalami masalah, Anda harus segera mengganti timing chain, agar tidak merusak komponen mesin lainnya.
Tanda-tanda bahwa timing chain Xenia harus diganti adalah:
- Timing chain terlihat karat, kendor, atau patah
- Timing chain mengeluarkan suara berdenting atau berkeretak
- Mesin mengeluarkan asap hitam atau biru
- Lampu indikator check engine menyala
Jika Anda menunda penggantian timing chain, Anda berisiko mengalami kerusakan mesin yang fatal, seperti putusnya timing chain, yang bisa menyebabkan mesin mogok total.
Kesimpulan
Xenia adalah mobil keluarga yang memiliki berbagai varian, yang menggunakan timing belt atau timing chain sebagai sistem penggerak katup mesinnya. Timing belt dan timing chain memiliki perbedaan dalam bahan, bentuk, kelebihan, dan kekurangan. Xenia yang pakai timing belt hanya varian 1.000 cc yang diproduksi sebelum tahun 2013, sedangkan Xenia yang pakai timing chain adalah varian 1.300 cc dan 1.500 cc, serta varian 1.000 cc yang diproduksi setelah tahun 2013. Anda harus mengganti timing belt atau timing chain Xenia sesuai dengan kondisi dan rekomendasi dari Daihatsu, agar mesin Xenia Anda tetap sehat dan awet. Demikian artikel yang saya buat tentang topik Xenia pakai timing belt atau timing chain. Terima kasih telah membaca.